Efek Terapi Obat ARV pada Kerontokan Rambut

ARV dapat menyebabkan efek samping, salah satunya adalah kerontokan rambut. Berikut ulasan penyebab, jenis ARV yang dapat menyebabkan kerontokan, dan cara mencegahnya

Daftar Isi

HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Terapi antiretroviral (ARV) adalah pengobatan yang digunakan untuk mengontrol HIV dan mencegah perkembangan AIDS. ARV bekerja dengan cara menghambat replikasi virus HIV.

ARV dapat menyebabkan berbagai efek samping, salah satunya adalah kerontokan rambut. Kerontokan rambut akibat ARV biasanya terjadi dalam 2-4 bulan setelah memulai pengobatan. Kerontokan rambut ini biasanya bersifat sementara dan akan berhenti dalam beberapa bulan.

Penyebab Kerontokan Rambut akibat ARV

Penyebab kerontokan rambut akibat ARV belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa teori yang dikemukakan adalah:

  • ARV dapat menyebabkan folikel rambut memasuki fase istirahat, yang dikenal sebagai fase telogen. Fase telogen adalah fase terakhir dari siklus pertumbuhan rambut, dan rambut akan rontok setelah fase ini selesai.
  • ARV dapat mengganggu siklus pertumbuhan rambut.
  • ARV dapat menyebabkan stres oksidatif, yaitu kerusakan sel akibat radikal bebas.
  • Dosis ARV: Dosis ARV yang lebih tinggi dapat meningkatkan risiko kerontokan rambut. Orang dengan status kesehatan yang buruk, seperti malnutrisi atau infeksi, lebih mungkin mengalami kerontokan rambut.
  • Status kesehatan: Orang dengan status kesehatan yang buruk, seperti malnutrisi atau infeksi, lebih mungkin mengalami kerontokan rambut.

Kerontokan rambut akibat ARV biasanya bersifat difus, yaitu kerontokan yang terjadi secara merata di seluruh kepala. Kerontokan rambut ini dapat menyebabkan rambut menjadi tipis atau botak.

Jenis ARV yang Dapat Menyebabkan Kerontokan Rambut

Tidak semua jenis ARV dapat menyebabkan kerontokan rambut. Kerontokan rambut lebih sering terjadi pada orang yang menggunakan kombinasi ARV yang mengandung Protease Inhibitor (PI).

PI adalah jenis ARV yang bekerja dengan cara mencegah virus HIV membuat salinan dirinya sendiri. PI dapat menyebabkan kerusakan pada mitokondria, yang merupakan organel di dalam sel yang menghasilkan energi.

Kerusakan mitokondria dapat menyebabkan folikel rambut memasuki fase telogen lebih awal dari waktunya.

Jenis ARV yang paling sering dikaitkan dengan kerontokan rambut adalah:

  • Nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NRTIs), seperti Zidovudine (AZT), Lamivudine (3TC), dan Stavudine (d4T)
  • Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NNRTIs), seperti Nevirapine (NVP) dan Efavirenz (EFV)
  • Protease inhibitors (PIs), seperti Lopinavir/Ritonavir (LPV/r) dan Ritonavir (RTV).

Cara Mencegah Kerontokan Rambut Akibat ARV

Tidak ada cara untuk mencegah sepenuhnya kerontokan rambut akibat ARV. Namun, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risikonya, antara lain:

  1. Menjaga kesehatan: Menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan yang bergizi, berolahraga secara teratur, dan cukup tidur dapat membantu mengurangi risiko kerontokan rambut.
  2. Mengelola stres: Stres dapat memperburuk kerontokan rambut. Oleh karena itu, penting untuk mengelola stres dengan baik.

Cara Mengobati Kerontokan Rambut Akibat ARV

Kerontokan rambut akibat ARV biasanya bersifat sementara dan akan hilang seiring berjalannya waktu. Rambut biasanya akan mulai tumbuh kembali dalam waktu 6-12 bulan. Namun, jika kerontokan rambut menjadi parah atau tidak membaik dalam beberapa bulan, dokter dapat memberikan pengobatan untuk membantu merangsang pertumbuhan rambut.

Berikut adalah beberapa pengobatan yang dapat digunakan untuk mengobati kerontokan rambut akibat ARV:

  • Minoxidil: Minoxidil adalah obat yang digunakan untuk mengobati kerontokan rambut. Obat ini dapat digunakan dengan cara dioleskan ke kulit kepala.
  • Finasteride: Finasteride adalah obat yang digunakan untuk mengobati kerontokan rambut pada pria. Obat ini dapat dikonsumsi dalam bentuk pil.
  • Dutasteride: Dutasteride adalah obat yang digunakan untuk mengobati kerontokan rambut pada pria. Obat ini dapat dikonsumsi dalam bentuk pil.

 

Ikuti artikel Konseling HIV di Google News, klik di Sini.

Bagikan artikel

Subscribe To Our Newsletter

Dapatkan Update Artikel Terkini Via Email

Artikel terkait

642522ba3ba3f
Etiologi

Etiologi dan Patofisiologi HIV

Etiologi adalah studi tentang penyebab penyakit. Adapun Patofisiologi adalah proses biologis yang terjadi dalam tubuh ketika seseorang menderita penyakit. Berikut adalah etiologi dan patofisiologi penyakit HIV.

Konsultasikan tentang HIV dan IMS Bersama Konselor Terlatih dan Bersertifikat

Konsultasi via WhatsApp dan Telepon