Copyright (2021), konselinghiv.com, Hak Cipta Dilindungi Undang-undang.
Berhenti minum obat antiretroviral (ARV) oleh pasien HIV memiliki dampak negatif pada kesehatan dan kualitas hidup mereka.
Pengobatan HIV dengan obat ARV memiliki peran penting dalam mengendalikan perkembangan virus HIV dalam tubuh. Obat ARV membantu menekan jumlah virus dalam darah, memperkuat sistem kekebalan tubuh, dan memperlambat perkembangan AIDS. Namun, keberhasilan pengobatan HIV sangat tergantung pada kepatuhan pasien dalam minum obat sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh dokter.
Peningkatan Jumlah Virus HIV: Salah satu dampak langsung dari berhenti minum obat ARV adalah peningkatan jumlah virus HIV dalam tubuh. Hal ini terjadi karena tanpa pengobatan yang teratur, virus memiliki peluang lebih besar untuk berkembang biak dan merusak sel-sel CD4 yang penting dalam sistem kekebalan tubuh.
Resistensi Terhadap Obat: Berhenti minum obat ARV dapat menyebabkan virus menjadi lebih resisten terhadap obat-obatan tersebut. Virus yang resisten akan sulit dikendalikan dengan obat yang sebelumnya efektif, menyebabkan opsi pengobatan menjadi lebih terbatas dan kompleks.
Kerusakan Sistem Kekebalan Tubuh: Pengobatan ARV tidak hanya membantu menekan virus, tetapi juga memperkuat sistem kekebalan tubuh. Berhenti minum obat dapat mengakibatkan penurunan jumlah sel-sel CD4, sehingga tubuh menjadi lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit lainnya.
Kembalinya Gejala dan Penyakit Terkait HIV: Berhenti minum obat ARV dapat menyebabkan gejala HIV kembali muncul, seperti penurunan berat badan, demam, batuk, dan infeksi lainnya. Penyakit terkait AIDS juga bisa muncul kembali dengan keparahan yang lebih tinggi.
Meningkatkan Risiko Penularan: Pasien yang tidak meneruskan pengobatan ARV dengan benar memiliki risiko lebih tinggi untuk menularkan virus HIV kepada orang lain, terutama melalui hubungan seksual atau penggunaan jarum suntik bersama.
Pendidikan dan Konseling: Memberikan informasi yang akurat dan edukasi kepada pasien tentang pentingnya kepatuhan dalam minum obat ARV dapat membantu mereka memahami dampak negatif berhenti minum obat.
Dukungan Psikososial: Pasien HIV sering menghadapi stigmatisasi dan tekanan psikologis. Dukungan dari keluarga, teman, dan kelompok dukungan HIV dapat membantu mengurangi faktor-faktor yang memicu berhenti minum obat.
Pemantauan Kesehatan yang Rutin: Pemantauan kesehatan yang rutin oleh tenaga medis dapat membantu mendeteksi perubahan dalam kondisi pasien. Hal ini juga memberikan kesempatan bagi dokter untuk berbicara tentang pengobatan dan memecahkan masalah yang mungkin muncul.
Perawatan Holistik: Pendekatan perawatan holistik yang melibatkan aspek fisik, emosional, dan sosial dapat membantu meningkatkan kepatuhan pasien dalam pengobatan ARV.
Berhenti minum obat ARV oleh pasien HIV dapat memiliki dampak serius pada kesehatan dan kualitas hidup pasien. Pentingnya kepatuhan dalam pengobatan ARV tidak dapat diabaikan, karena pengobatan yang teratur membantu mengendalikan virus HIV, memperkuat sistem kekebalan tubuh, dan meningkatkan harapan hidup pasien.
Upaya untuk mencegah berhenti minum obat melalui pendidikan, dukungan, dan pemantauan kesehatan yang rutin sangatlah penting dalam menangani masalah ini.*
Ikuti artikel Konseling HIV di Google News, klik di Sini.
Konsultasikan mengenai IMS dan HIV dengan konselor terlatih Ira Fatmawati, S.Kep melalui link di bawah ini.
Copyright (2021), konselinghiv.com, Hak Cipta Dilindungi Undang-undang.